Puisi-puisi karya Ahmad Zaini

  • By Ahmad Zaini
  • 21 Januari 2021
Pexels.com

Kabar dari Hujan Pagi


duka belum kering
seperti sayat luka pedih
menumpah air mata kehilangan
untuk kesekian kali

senyum dan gemulai tanganmu
lentik lembut mengasah bakat anak asuh
melekat kuat pada kesanku

kau sering berbisik lirih
”sampaikan kebaikan semampumu
agar ada yang kautinggalkan
saat meninggalkan alam”

itu pesan terakhirmu
saat hujan pagi
benar-benar mengantar kabar
kepergianmu selamanya

Wanar, 30 Oktober 2020  

 

Jalan Masih Panjang


Jangan anggap yang kauraih ini
Adalah puncak kariermu
Masih panjang jalan
Yang harus kautempuh
Demi kebaikan yang sering
Kaukisahkan kepadaku

Jangan anggap ini
Adalah akhir pengabdianmu
Masih banyak yang harus kaulakukan
Demi bangsa dan agama

Kebahagian semu saat ini
Biarlah mereka yang merasakan
Kebahagian abadi
Akan kaudapat
Saat kau berada dalam batas akhir kehidupan

Wanar, Oktober 2020

 

Hanya Bisa Pasrah


Kesekian kali air mata mengalir
Lebih pedih serupa luka
Di sekujur tubuh berdarah

Apa hendak dikata
Pasrah pada Sang Mahakuasa
Atas takdir yang ditimpakan-Nya

Wanar, Oktober 2020

 

Serpih Kisah Kematian


Matahari menyapaku di perjalanan
Ada serpih kisah tak mengenakkan
Panas telah mengurai kematian
Yang diperbicangkan siang

Biarkan jasadnya masuk lahad
Jangan dicibir penyebab kematian
Yang sesungguhnya adalah rahasia Tuhan

Biarkan sanak kerabat dan handai taulan
Mengirim bela sungkawa
Lewat seember beras bertudung pipih daun waru

Biarkan mereka bercerita
Tentang jasa baiknya
Jangan kau giring kematiannya
Menjadi kisah yang menakutkan

Jiwa yang telah kembali pada Sang Pencipta
Damailah di pangkuanNya
Dengan perjamuan yang kaupesan sebelumnya

Wanar, Oktober 2020


TAGS :

Ahmad Zaini

Penulis ini lahir di Lamongan, 7 Mei 1976. Beberapa karya sastranya termuat di beberapa media cetak dan online. Penerima penghargaan dari gubernur Jawa Timur sebagai pemenang GTK Creatif Camp (GCC) Jawa Timur 2021. Buku kumpulan cerpen terbarunya berjudul Lorong Kenangan. Saat ini tinggal di Wanar, Pucuk,  Lamongan, Jawa Timur.

Komentar