Renjana

  • By Wayan Jengki Sunarta
  • 26 April 2023
Pustaka Ekspresi

Penulis: April Artison

Editor: Wayan Jengki Sunarta

Foto Sampul: Putu Wira Sudayu

Foto Biodata: Ni Kadek Octaviani

Ilustrasi Isi: Nyoman Gunarsa

Tata Letak: Phalayasa Sukmakarsa

Ukuran: 14 x 20 cm

Penerbit: Pustaka Ekspresi

 

Puisi-puisi April Artison menggambarkan perasaan-perasaan yang teraniaya, tersakiti, terzolimi. Segala kepedihan, kesedihan, kekecewaan, kegamangan, kehampaan, kekesalan, kemarahan, bahkan kemuakan dalam menjalani kehidupan tumpah ruah dalam baris-baris puisinya. Namun di sisi lain puisi-puisinya juga menyuarakan kerinduan, hasrat, keinginan untuk dicintai. Jika salah satu kekuatan puisi adalah kejujuran, maka puisi-puisi April adalah suara kejujuran pikiran dan perasaannya. Ia tidak bersembunyi dalam diksi atau metafora yang bergenit-genit atau bermanis-manis. Apa pun yang memenuhi pikiran dan perasaannya maka itulah yang ia tumpahkan menjadi puisi. Meski demikian, kita masih bisa menikmati metafora-metafora yang tampil liar dan menyegarkan dalam sejumlah puisinya. Pembaca juga bisa menikmati renungan-renungan yang terselip di antara baris-baris puisinya. Renungan-renungan yang bisa memberikan gambaran tentang dunia batin perempuan dengan segala problematikanya dalam menjalani kehidupan yang tidak baik-baik saja. “Hidup ini butuh sedikit kegilaan,” ungkap April dalam puisinya yang berjudul “Seekor Burung”. Ya, untuk itulah dia menulis puisi demi mempertanyakan keberadaan diri- nya dan berbagai hal yang mengusik batinnya. Puisi menjadi tempat yang nyaman baginya untuk menyuarakan berbagai persoalan kehidupan.


TAGS :

Wayan Jengki Sunarta

Wayan Jengki Sunarta, lahir di Denpasar, Bali, 22 Juni 1975. Lulusan Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Pernah kuliah Seni Lukis di ISI Denpasar. Menulis puisi sejak awal 1990-an, kemudian cerpen, feature, esai/artikel seni budaya, kritik/ulasan seni rupa, dan novel.

Komentar