Imaji Liar dalam Puisi Pulo Lasman Simanjuntak

  • By Eykel LS
  • 29 Desember 2023
Penyair Pulo Lasman Simanjuntak sedang membaca salah satu puisi dari buku PENDOA YANG LUPA NAMA TUHANNYA karya Nuyang Jaimee di Rooftop Pasar Gembrong Baru, Jakarta Timur, Selasa, 19 Desember 2023.

Jakarta,-  "Karya puisi Pulo Lasman Simanjuntak penuh dengan teknik  pembentukan imaji liar," ujar Prof.Dr.Wahyu Wibowo, Dosen Fakultas Sastra Universitas Nasional , di Jakarta, Selasa  (26/12/2023).

Menurutnya, maksud liar di sini, menyuguhkan diksi yg dianggap tidak umum. "Misalnya, memilih kata "janin" untuk dikatakan bahwa janin tersebut lahir dari pecahan rahim rembulan. Penggunaan kata "rahim rembulan" yang disandingkan dengan kata "janin" melahirkan imaji liar tersebut," ucapnya.

Karena maknanya menjadi ambigu (jika tidak hendak disebut gelap), pembaca akan menabrak ke sana kemari untuk mencari makna benarnya.

"Dan, gaya ini ditekuni Pulo Lasman Simanjuntak sepanjang karier berpuisinya yang berlangsung sejak lama. Jadi kiranya inilah gaya ucap  Pulo Lasman Simanjuntak sebagai penyair," tegasnya.

Coba simak bait puisinya, "kuburan berbatu-batu disinari matahari murtad", lalu renungi apa maknanya.

"Tapi, memang, Pulo Lasman Simanjuntak  mencerminkan semangat litentia poetica sejati," pungkasnya.

 "Ibarat sedang berada di  kebun apel, Pulo Lasman Simanjuntak tinggal memetik apel-apel itu dengan bahagia dan riang lalu memasukkannya ke dalam keranjang," ucap Penyair dan Sastrawan  Herman Syahara di Jakarta, Selasa (26/12/2023).

Dikatakan, begitu apel-apel itu berada di keranjangnya, maka semua orang akan bersepakat, itu adalah apel hasil petikan Pulo Lasman Simanjuntak.

 Ada yang merah tua,  merah muda kehijauan, berukuran sedang,  kecil,  atau besar.

" Begitulah saya melukiskan bagaimana perlakuan Pulo Lasman Simanjuntak terhadap puisi-puisinya.Juga puisi berjudul Janin Rembulan ini," ucapnya.

Menulis puisi, lanjutnya, bagi Pulo  Lasman Simanjuntak  seperti tak terbebani oleh pilihan diksi.

Dia tinggal memetik kata-kata itu lalu menyusunnya ke dalam puisi yang sedang ditulisnya.

"Pembaca pun mafhum,  itulah puisi Pulo Lasman Simanjuntak, berhias majas-majas yang rapat dan rimbun seperti tak tertembus indra san rasa," ujarnya.

Namun,  bagi yang paham siapa Pulo Lasman Simanjuntak,   dia akan segera tahu bahwa  selain sebagai rohaniawan yang mengenal apa itu makna  podium  dan jemaat, dia juga seorang jurnalis yang terlatih memilah dan memilih diksi.  Perpaduan antara jurnalis dan pengkhotbah ini nampak berkelindan,  berjejak jelas pada puisi-puisi Pulo Lasman Simanjuntak," tegasnya.

Sementara itu Penyair Nanang R Supriyatin mengatakan  puisi karya Pulo Lasman Simanjuntak menemui diksi yang baru dan bagus.

"Narasinya dan estetika harus dibangun terus. Diksi, dan tema, sudah menciptakan inspirasi buat pembaca.Diksi dan tema dalam puisi Pulo Lasman Simanjuntak sudah terbangun sangat kuat, " pungkas Nanang R Supriyatin di Jakarta, Selasa (26/12/2023)

Berikut di bawah ini 4 sajak/puisi 3 T (Terbaru, Terbaik, dan Terkini)  karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak:

 

JANIN REMBULAN

 

janinnya lahir dari pecahan rahim rembulan

pada malam mencemaskan

bahkan darahnya mengalir ganjil

menyusuri mataair

bermuara pada sebuah gua rahasia

teramat dalam

disimpan sekian waktu

ada jarak keras

sampai angin dinihari berlalu

 

ke sana dimulai titik perzinahan

sungguh menjijikkan, katamu

mengurai dua musim

menguliti tubuhnya

tanpa warna obat

di meja operasi berbayar

 

seperti pendatang asing

yang mau ziarah sunyi

di kuburan berbatu-batu

disinari matahari murtad

sampai tiba di bumi ini

tangisan lelaki perkasa

tanpa airmata kedunguan

 

Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023

 

MENULIS SAJAK DENGAN AIR LUMPUR

 

menulis sajak dengan air lumpur

tubuhku harus turun perlahan

ke kaki-kaki bumi

jaraknya dibatasi ribuan paralon

kadang tak puasa seharian

menelan perkakas biji besi

sampai bersekutu

dengan kegelisahan

tak mandi matahari

 

nyaris tiga tahun

aku buas memperkosa

apa saja binatang liar

yang menyusup dalam air tanah

 

menulis sajak dengan air lumpur

tak kunjung selesai

sampai bait ketiga

 

lalu kutebar kemarau

di area persawahan yang berkabut

baunya sangat membusuk

racunnya tiba-tiba membentuk

sebuah ritual yang menyebalkan

sehingga kulitku gatal dan keruh

membabi buta siang dan malam

 

maka menulis sajak dengan air lumpur

harus diselesaikan dengan tuntas

 

Jakarta, 2023

 

PRIA TANPA KELAMIN

 

pria tanpa kelamin

rajin menyapa

hujan sorehari

sambil tertidur pulas

menjelma jadi hewan pemalas

 

dari atas ranjang tembaga

ditularkan ribuan kuman

tumbuh subur

dalam akar panas bumi

perlahan dimatikan

angan-angan terjebak di atas dahan

 

setiap pergi pagi buta

ingin menembus belantara kota jakarta

 

hari-hari selanjutnya

makin mengerikan

paru-parunya kini terinfeksi

bakteri takut dewa matahari

bahkan hatinya

hanya mengalahkan dua kali

semakin gelap

ingin pergi ke planet

dunia orang mati

 

pria tanpa kelamin

memiliki sepotong ginjal

yang telah membuat bengkak

seluruh rumah suci

tempat orang berdoa

mengumpulkan dosa

masa lalu paling menyakitkan

 

pria tanpa kelamin

pingsan sejenak

lalu bangun lagi

tabur mawar

di tempat tidur penyakit menular

benar-benar liar

 

apakah masih ada harapan

karena kemelaratan

berlanjut untuk waktu yang lama

 

Jakarta, 2023

 

RUMAH SAKIT BERTINGKAT

 

dari muka tulisan suci

tubuhnya terus membengkak

berubah menjadi bangunan

rumah sakit bertingkat

 

lalu menatap langit sepanjang hari

yang menelan

kuman diagnosis penyakit

menyebarkan

kesepian berdahak

dari perawan yang tidak memiliki sperma berkepanjangan

 

jam berapa sekarang, tanyanya

bau infus telah menyebar

ke kuburan basah

air mata merah

kemarahan

telah menyebarkan kebohongan

 

“Jika kematianku datang, biarlah dibungkus dengan kain kafan tua, karena peti mati itu terlalu mahal untuk dijual di bawah bumi tak berpenghuni,” pesanmu

 

lalu sebelum pulang

telah melewati ranjang kematian ini

tepat di bawah perutmu yang berlubang

disuntikkan ke dalam terowongan berair

tembus ke liang lahat

memang mengerikan!

 

Jakarta, 2023.

(***)


TAGS :

Eykel LS

Eykel Lastflorest S, dilahirkan di Bekasi, 3 Maret 1992 Menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Uniersitas Pamulang (Unpam). Karier menulisnya dimulai sebagai jurnalis media online pada website emeritim.com dan beritarayaonline.co.id. Saat ini bekerja sebagai reporter pada koranterbit.id. Bermukim di kawasan Cileduk, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Komentar