Alih Kode dan Campur Kode pada Kumpulan Novel Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya

  • By Putu Denia Dini Hati
  • 05 Januari 2024
istimewa

Abstract

This article discusses patterns of code switching and conversational code mixing in a collection of novels and their relevance as a Final Semester Examination for Sociolinguistics courses. This research aims to find out or describe which conversations are classified as code-switching patterns and which are classified as code-mixing in the novel entitled "Cowok Itu" by Neila Raisa as well as the things that influence this variety of language. The data for this article is supported by the book collection of novels Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya entitled "Cowok Itu" by Neila Raisa. The method used in writing this article is a descriptive qualitative method. Qualitative methods focus on data that is broken down in word form, not in number form. Meanwhile, the descriptive method focuses on research that describes the problems being studied according to the circumstances as they are, namely without additions or subtractions. From the research data, 10 code-switching and code-mixing pattern data were found, with details of 2 code-switching pattern data and 7 code-mixing patterns.

Keywords: Code Switching, Code Mixing, Novel, “Cowok Itu” by Neila Raisa, Sociolinguistics.

 

Abstrak

Artikel ini membahas mengenai pola alih kode dan campur kode percakapan dalam kumpulan novel dan relevansinya sebagai Ujian Akhir Semester mata kuliah Sosiolinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan percakapan yang tergolong pola alih kode dan mana yang tergolong campur kode pada novel yang berjudul “Cowok Itu” karya Neila Raisa serta hal-hal yang memengaruhi ragam bahasa tersebut. Data artikel ini didukung dengan buku kumpulan novel Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya yang berjudul “Cowok Itu” karya Neila Raisa. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif berfokus pada data yang terurai dalam bentuk kata tidak dalam bentuk angka. Sedangkan metode deskriptif berfokus pada penelitian yang menggambarkan masalah-masalah yang diteliti sesuai dengan keadaan dengan apa adanya yaitu tanpa ditambah dan dikurangi. Dari data penelitian ditemukan 10 data pola alih kode dan campur kode dengan rincian 2 data pola alih kode dan 7 pola campur kode.

Kata Kunci: Alih Kode, Campur Kode, Novel, “Cowok Itu” karya Neila Raisa, Sosiolinguistik.

 

PENDAHULUAN

       Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata sosio yang artinya masyarakat dan linguistik yang berarti kajian bahasa. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang berkaitan dengan kondisi sosial, Sumarsono (dalam Kuswardono, 2013:2). Salah satu pembahasan dalam kajian sosiolinguistik adalah alih kode dan campur kode.

       Alih kode yaitu beralihnya penggunaan suatu kode ke dalam kode yang lain (bahasa atau ragam bahasa lain), alih kode dapat terjadi karena perubahan baik situasi ataupun topik pembicaraan (Chaer, 2012:67). Suwoto (dalam Chaer dan Agustina, 2010:114) membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern. Alih kode intern yaitu yang terjadi antar bahasa daerah dalam suatu bahasa nasional, antar dialek dalam satu bahasa daerah atau beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam suatu dialek. Alih kode ekstern yaitu yang terjadi antar bahasa asing dengan bahasa asing. Misalnya, dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris atau ke bahasa Korea.

       Peristiwa alih kode terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti pendapat Suwito (Martinez, 2013:21) bahwa alih kode dapat terjadi karena adanya faktor penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ketiga, pokok pembicaraan untuk membangkitkan rasa humor dan untuk sekedar bergengsi.

       Campur kode merupakan percampuran dua bahasa atau dua ragam bahasa atau lebih tanpa ada sesuatu yang menuntut percampuran itu sendiri. Ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi non formal. Dalam situasi bahasa yang formal jarang terjadi campur kode. Apabila terdapat campur kode dalam situasi formal disebabkan karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing (Kuswardono, 2013:93).

       Berdasarkan asal unsur serapannya campur kode dapat dibedakan menjadi dua macam Suwito (Martinez, 2013:20) yaitu: (1) Campur kode ke dalam (Inner code mixing) adalah jenis campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat, misalnya dalam peristiwa campur kode tuturan bahasa indonesia terdapat di dalamnya unsur-unsur bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Daerah lainnya. (2) Campur kode ke luar (Outer code mixing) adalah campur kode yang menyerap unsur- unsur bahasa asing, misalnya gejala campur kode pada pemakaian bahasa Indonesia terdapat sisipan bahasa Belanda, Inggris, dan bahasa Sansekerta, dan lain-lain.

       Menurut Suwito (dalam Roza, 2013:16) berdasarkan unsur-unsur kebahasaannya wujud campur kode dapat dibedakan beberapa macam antara lain, penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, frasa, baster, perulangan kata, ungkapan atau idiom, dan klausa. Dalam artikel ini hanya akan memfokuskan dua bentuk dari penyisipan dalam campur kode yakni penyisipan kata dan frasa. Dalam sudut pandang sintaksis, kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna (Arifin, dalam Kuswardono 2017:11). Sedangkan frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2014:222).

       Menurut Suwito (Mustikawati, 2016:26) adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya campur kode, diantaranya berlatar belakang pada sikap, berlatar belakang kebahasaan. Keduanya saling bergantung dan kadang bertumpang tindih. Atas dasar hal tersebut, dapat di identifikasi alasan terjadinya campur kode, yaitu: identifikasi peran, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan.

 

METODE

       Penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif yaitu data terurai dalam bentuk kata tidak dalam bentuk angka. Metode deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan masalah-masalah yang diteliti sesuai dengan keadaan dengan apa adanya yaitu tanpa ditambah dan dikurangi (Kuswana, 2011:37). Penulisan artikel ini diperoleh dari kutipan-kutipan dialog kumpulan novel Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya dengan judul “Cowok Itu” karya Neila Raisa.

       Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca novel tersebut yang terkait dengan permasalahan yang akan dianalisis. Setelah data terkumpul selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kajian yang dikaji. Kemudian mengklasifikasikan atau mengelompokkan data yang sudah ditemukan sesuai dengan kajian alih kode dan campur kode.

HASIL DAN PEMBAHASAN

       Dalam novel ini ditemukan 10 data dengan rincian 2 data alih kode dan 7 data campur kode. Berikut yang termasuk ke dalam alih kode yaitu, percakapan:

       Data 1:

       Wiya: “Te amo. Kimi o ai shiteru. Tangsinul sarang ha yo. Mama oyata oderyi. Je r’aime…”

       Data 2:

       Wiya: “Hai tumse pyar karta hoon. Sakam te. Anh yeu em. Lubim ta. Ha eh bak. Ch’ha di ga’rn…”

       Percakapan diatas termasuk dalam pola alih kode karena penutur yang awalnya menggunakan bahasa Indonesia beralih ke bahasa asing yaitu bahasa Korea. Hal ini terjadi karena penutur malu mengungkapkan isi hatinya tetapi di sisi lain si penutur ingin isi hatinya tersampaikan kepada lawan bicaranya.

       Berikut yang termasuk dalam percakapan campur kode, yaitu:

       Data 1:

       Cewek: “Gimana sih caranya ngedribble bola yang benar?”

       Wiya: “Gini lho…” tunjuknya ramah.

       Data 2:

       Wiya: “Sori!”

       Cewek: “Ngg…nggak, kan aku yang nabrak kamu,”

       Wiya: “Ya udahlah, fifty-fifty! Aku tadi juga nggak ngeliat kamu, eh…tahu-tahu nabrak,”

       Data 3:

       Cewek: “Iya, soalnya dia kan udah pernah haji,eh bukan…umroh. Trus dia juga alim banget. Tapi biar alim gitu dia suka banget browsing internet.”

       Wiya: “Kenalin aku dong,ama dia.”

       Data 4:

       Bu Uztad: “Ada,aja!”

       Cewek: “Woooii…halloow…spada! Any body home? Kamu kenapa sih? Bener ya uda  jadian?”

       Data 5:

       Cewek: “Ngapain? Nggak ada yang perlu dijelasin,”

       Bu Uztad: “Up to you, deh. Aku Cuma nyampein pesen dari Wiya kok.”

       Data 6:

       Wiya: “Thanks! Darimana kamu tau?”

       Cewek: “Biasalah! Filling.”

       Data 7:

       Cewek: “Ngaku apaan? Jangan-jangan kamu belum mandi ya dari kemarin?”

       Wiya: “Bukan Gitu! Gini lho. Dengerin aku baik-baik ya, soalnya nggak bias di-reply.”

       Dari data di atas, terdapat beberapa kata dan frasa yang termasuk dalam pola campur kode diantaranya: ngedribble,  fifty-fifty, browsing internet, any body home, up to you, thanks, filling, di-reply. Pola campur kode ini terjadi karena penutur melakukan percakapan dengan lawan bicara dalam suasana yang santai dan ingin terlihat lebih berngengsi.

PENUTUP

SIMPULAN

       Alih kode merupakan beralihnya penggunaan suatu kode ke dalam kode yang lain (bahasa atau ragam bahasa lain), alih kode dapat terjadi karena perubahan baik situasi ataupun topik pembicaraan.

       Campur kode merupakan percampuran dua bahasa atau dua ragam bahasa atau lebih tanpa ada sesuatu yang menuntut percampuran itu sendiri. Ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi non formal.

       Dalam kumpulan novel Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya yang berjudul “Cowok Itu” karya Neila Raisa ditemukan 2 data percakapan pola alih kode dan 7 data yang termasuk dalam pola campur kode. Dapat dilihat bahwa data campur kode lebih banyak dibandingkan dengan data alih kode.

       Percakapan alih kode dalam novel ini dipengaruhi oleh suasana batin penutur. Dimana penutur malu mengungkapkan isi hatinya tetapi di sisi lain si penutur ingin isi hatinya tersampaikan kepada lawan bicaranya. Sedangkan percakapan campur kode dalam novel ini terjadi karena si penutur ingin menyampaikan maksud pembicaraannya dalam suasana santai dan terlihat bergengsi. Disamping itu disebabkan karena adanya faktor kebiasaan menggunakan bahasa inggris dalam pergaulan dan komunikasi sehari-hari.

SARAN

       Artikel ini membahas pola alih kode dan campur kode dalam percakapan novel yang berjudul “Cowok Itu” karya Neila Raisa sangat menarik untuk diteliti guna mengetahui alih kode dan campur kode yang terjadi di dalam percakapan novel tersebut berupa penyisipan kata dan frasa. Alih kode dan campur kode bukanlah kebiasaan yang baik untuk menaungi bahasa Indonesia karena dirisaukan dapat menggeserkan fungsi bahasa Indonesia.

       Di dalam alih kode dan campur kode tidak dapat dijauhkan yaitu jika serpihan unsur asing atau daerah tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Maka dari itu, gunakan alih kode secara bijaksana dan tidak berlebihan demi memperlancar komunikasi. Sedangkan campur kode dapat digunakan secara bijak terutama dalam konteks formal sehingga tidak mengganggu kejelasan pesan mitra tutur.

       Sebagai penulis perlu berhati-hati agar tidak mencampurkan begitu saja ragam lisan ke dalam ragam tulis dan mengharuskan untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat memahami dan meneliti alih kode dan campur kode lebih intensif lagi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Diakses pada 29 Desember 2023.

Kuswardono, Singgih. 2013. Pembentukan Istilah Linguistik Dalam Bahasa Arab (Analisis Morfologis dan Sintaksis). (Tesis Ilmu Perbandingan Agama/Kajian Timur Universitas Gajah Mada). Yogyakarta. Diakses pada 29 Desember 2023.

Mustikawati, D. A. 2016. Alih Kode dan Campur Kode Antara Penjual dan Pembeli (Analisis Pembelajaran Berbahasa Melalui Studi Linguistik). Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran,23-3. Diakses pada 30 Desember 2023.

Tintya. 2004. Kumpulan Novel Apa Adanya Cinta, Cinta Apa Adanya. Yogyakarta. Diakses pada 29 Desember 2023.

 

      


TAGS :

Putu Denia Dini Hati

Lahir di Denpasar, 13 Agustus 2003

Contac            : [email protected]

Pendidikan     : Menempuh Pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Komentar