Peran Media Sosial sebagai Alat Pembina Bahasa

  • By Made Eva Trisna Dewi
  • 05 Januari 2024
pixabay

ABSTRAK

Media sosial kini menempati puncak teratas dalam akses pencarian berita, maupun dalam interaksi sosial. Bahkan, dalam perkembangannya, media sosial juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Selain itu, media sosial juga memiliki pengaruh besar terhadap bahasa masyarakat. Masyarakat bisa memperoleh perbendaharaan kata baru melalui media sosial. Oleh karena itu, penggunaan bahasa di media sosial perlu diperhatikan oleh para penggunanya. Dalam hal ini, bahasa melalui media dapat dijadikan sebagai pembangunan citra positif bagi orang-orang yang memiliki kepentingan. Pencitraan tersebut merupakan motif salah satu pihak untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat. Misalnya, bahasa dalam media yang dimanfaatkan dalam urusan politik. Banyak orang yang berkepentingan mencitrakan dirinya melalui media agar dikenal oleh masyarakat, mendapatkan simpati, kepercayaan, dan segala hal yang ingin menguntungkan orang tersebut. Salah satu media sosial yang kini digemari mulai dari kalangan pejabat hingga remaja adalah Instagram.

Artikel ilmiah ini membahas peran media sosial sebagai alat pembinaan bahasa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kepustakaan. Data penelitian berasal dari berbagai sumber seperti buku, artikel, majalah, dan website. Tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui peran media sosial dalam pembinaan bahasa.

Kata kunci : Bahasa, Media sosial, pembinaan

1.       PENDAHULUAN

Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa sama halnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa lisan atau orasi mengacu pada proses dari aspek berbicara dan mendengarkan. Bahasa tulis atau literasi, dengan definisi yang paling umum, mengacu pada proses dari aspek membaca dan menulis (Resmini, 2013). Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah sudah tentu guru menggunakan media pembelajaran untuk mengoptimalkan penyampaian materi ajar kepada siswa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang hendak dicapai. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Daryanto (2010: 4) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran.

Media sosial sebagai salah satu aplikasi yang paling sering diakses oleh siswa dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran berbasis literasi digital. Guru dapat menggunakan media sosial sebagai sumber media pembelajaran, seperti pemanfaatan meme karikatur atau kartun, dan dapat pula digunakan sebagai wadah publikasi bagi tugas pembelajaran berbasis proyek. Pengoptimalan peran media sosial sebagai media pembelajaran akan mengarahkan siswa pada pemahaman literasi digital yang baik, sehingga dapat meminimalisasi efek negatif dari media sosial tersebut (Assidik, 2018). Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter, YouTube dan berbagai media teknologi komunikasi informasi digital lainnya dapat dijadikan alternatif media pembelajaran bahasa Bali yang dapat dimanfaatkan oleh para guru.

2.       METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan pegumpulan data yg dirakungkum menjadi satu. Data penelitian berasal dari berbagai sumber seperti buku, artikel, majalah, dan website.

3.       HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Seiring perkembangan zaman banyak informasi yang beredar diberbagai media sosial sehingga memberikan dampak terhadap perkembangan bahasa khususnya remaja, terpaan media sosial dikalangan remaja saat ini, memberikan perubahan bahasa yang mana bahasa remaja terkadang sulit dipahami pada orang dewasa. Jadi pada konteks ini terpaan media sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif.

Apabila kita dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, autis, dll).

Media sosial dapat menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain mengenal dunia nyata kita juga sekarang mengenal “dunia maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya. Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia maya, hal ini terlihat terutama dalam jejaring sosial.

Sosial media dapat berperan penting dalam sebagai alat pembinaan bahasa indonesia, seperti yang kita ketahui sosial media sangat cepat membagikan informasi-informasi. Media sosial ini dapat kita jadikan sebagai media untuk pembinaan atau perkembangan bahasa.

Kita dapat membuat komunitas ataupun perseorangan dalam hal ini mengingat cara kerja dari media sosial yang mudah dalam pengaplikasiannya. Sebagai contoh kita bisa meniru pembuat konten bali haipuja, ary kakul, dan yang lainnya dalam pembuatan konten berbahasa bali di media sosialnya. Konten-konten yang mereka publikasikan tidak hanya menghibur tetapi juga dapat digunakan sebagai pembinaan dan pengembangan bahasa bali pada anak-anak maupun remaja. Hal inilah yang dapat kita tiru selain dengan  cara membuat konten-konten berbahasa bali yang dapat dipelajari dan ditiru oleh orang lain, tidak hanya orang bali melainkan bisa juga untuk orang luar agar bahasa bali bisa lebih dikenal nantinya.

Media sosial bisa berdampak buruk pada penggunaan bahasa Indonesia baik dan benar, tetapi media sosial juga bisa menjadi sarana edukasi dalam menyampaikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Media sosial tidaklah baik atau buruk, hal itu bisa dilihat dengan cara masyarakat dalam menggunakannya. Melalui media sosial masyarakat bisa berkontribusi dengan memberikan edukasi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau setidaknya masyarakat bisa meningkatkan kemampuan berbahasa melalui media sosial. Hal ini sejalan dengan manfaat media sosial sebagai sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan.

Dari sudut pandang pembinaan bahasa Indonesia, keberadaan media sosial, terutama Instagram dan Facebook, sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia di era digital oleh pihak Badan Bahasa dan UPT-nya, seperti Balai Bahasa dan/atau Kantor Bahasa, sangat positif dan perlu didukung. Atas dasar hal itu, disarankan, pertama, agar Badan Bahasa dan UPT-nya di daerah, seperti Balai Bahasa dan/atau Kantor Bahasa tetap melakukan pembinaan bahasa Indonesia melalui media sosial, khususnya dalam bentuk infografis yang menarik, unik, dan bermanfaat. Kedua, isi atau konten infografis dapat ditambahkan materi karya sastra Indonesia yang berupa puisi, cerita pendek, novel, dan drama, selain biografi singkat sastrawan yang sudah ada. Saran kedua harus dipertimbangkan agar pembinaan sastra Indonesia tetap berjalan sebagaimana mestinya, sama dengan pembinaan bahasa Indonesia di era digital.

4.       PENUTUP

SIMPULAN

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Hampir segala sesuatu di masa sekarang selalu berhubungan dengan Media Sosial. Belajar, bekerja, rekreasi, bisnis, istirahat, marketing, semua selalu berhubungan dengan Media Sosial. Media Sosial dapat menghubungkan antara informasi dengan pembaca. Media Sosial memegang peranan penting bagi upaya pembelajaran para pelajar saat ini khususnya pembelajar bahasa. Media Sosial sangat berperan dalam penyebar luasan bahasa yang berkembang disuatu golongan atau daerah keseluruh dunia tanpa mengenal batas dan jarak lagi. Pembelajaran bahasa ssecara tidak langsung tanpa adanya guru yang hadir mengajarkan sebuah bahasa dapat dilakukan melalui media sosial. Banyaknya informasi dan gaya bahasa yang berkembang di media sosial membuat pembelajaran bahasa secara autodidak berjalan dengan cepat. Sehingga masing-masing penutur bahasa bisa saling bertukar infomrasi tentang bahasa itu sendiri. Media sosial yang merupakan tempat berbagi secara online tanpa mengenal batas dan waktu merupakan media pembelajran yang sangat efektif dan efisien dalam menyebarkan saran. Hendaknya para pengguna media sosial harus lebih bisa memngambil manfaat dari adanya media sosial. Maksimalisasi keberadaan media sosial sebagai media belajar bahasa. Hendaknya pengguna media sosial harus lebih bijaksana menyikapi segala perkembangan yang ada di media sosial khususnya perkembangan bahasa.

 

 

5.       DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

MN. A. Al-Husni, Introduction to Linguistic (Madura: Alhakimi Press, 2016)

Taufik, Hamdan. Pemanfaatan Blog untuk Pembelajaran online. (Surabaya: Espera Press, 2014)

Sujarwo, Anton. Pemanfaatan Micro-blogging (twitter) pada proses belajar mengajar online (Malang: GH Press, 2010)


TAGS :

Made Eva Trisna Dewi

Lahir di Denpasar, 28 November 2002 menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Menggemari musik membaca novel.

Contac        : [email protected]

IG      : evatrisna00

Komentar