Membentuk Generasi Cinta Bahasa Indonesia Melalui Pembinaan Bahasa di Sekolah Bilingual

  • By Putu Denia Dini Hati
  • 08 Januari 2024
internet

Pembinaan Bahasa Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, peningkatan kegairahan berbahasa Indonesia, dan peningkatan mutu pemakaian Bahasa Indonesia. Dalam artikel ini pembinaan Bahasa Indonesia difokuskan di lingkungan sekolah dan pada sekolah bilingual. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-dalamnya. Hasil dari metode ini adalah data yang sifatnya narasi. Sekolah merupakan ruang yang tepat untuk melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan linguistik atau bahasa. Bahasa Indonesia akan menjadi sebuah kebanggaan dan kecintaan apabila anak-anak di sekolah gencar dibina, dilatih, dan dibimbing secara serius dan intensif sejak dini. Pendidikan bilingual menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Tantangan utama dalam lingkungan sekolah bilingual adalah sekolah bilingual harus memastikan bahwa siswa tidak hanya menguasai bahasa asing, tetapi juga tetap memperoleh keterampilan yang kuat dalam Bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Pembinaan, Bahasa Indonesia, Sekolah, Bilingual.

 

Abstract

Indonesian language development aims to foster a positive attitude towards Indonesian, increase enthusiasm for the Indonesian language, and improve the quality of use of Indonesian. In this article, Indonesian language development is focused on the school environment and in bilingual schools. The method used in writing this article is a descriptive qualitative method. This qualitative method aims to explain a phenomenon in depth and is done by collecting data in as much depth as possible. The result of this method is narrative data. School is the right space to give birth to a generation that has linguistic or language intelligence. Indonesian will become a matter of pride and love if children in school are intensively coached, trained and guided seriously and intensively from an early age. Bilingual education is the main choice for many parents who want to provide the best education for their children. The main challenge in a bilingual school environment is that bilingual schools must ensure that students not only master the foreign language, but also continue to acquire strong skills in Indonesian.

Keywords: Coaching, Indonesian, School, Bilingual.

 

PENDAHULUAN

       Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Oleh karena itu, bahasa bisa disebut juga sebagai salah satu sistem komunikasi yang digunakan manusia. Berbahasa merupakan hal yang penting karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan saling berupaya untuk memahami. Bahasa juga masuk ke dalam salah satu unsur kebudayaan. Bahasa dapat membentuk suatu kebudayaan ataupun sebaliknya. Maka dari itu terciptalah ragam bahasa yang ada di dunia. Bahasa merupakan jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antar daerah dan antar budaya daerah.

       Pembinaan Bahasa Indonesia adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara membina, melakukan pembaharuan dan melakukan penyempurnaan. Menurut Moeliono (1985) pembinaan bahasa berkenaan dengan peningkatan jumlah pemakai bahasa lewat penyebaran lewat hasil pembakuan, penyuluhan, dan pembimbingan.

       Tujuan dari pembinaan Bahasa Indonesia untuk menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, peningkatan kegairahan berbahasa Indonesia, dan peningkatan mutu pemakaian Bahasa Indonesia. Pembinaan Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pembiasaan penggunaan Bahasa Indonesia baik di kantor, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

METODE

       Metode yang digunakan dalam penulisan artikel karya ilmiah ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-dalamnya. Hasil dari metode ini adalah data yang sifatnya narasi. Moleong (2010:11) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi sebagaimana mestinya. Metode ini dilakukan dengan membuat gambaran keadaan satu subjek atau objek dengan rinci. Deskripsi difokuskan pada masalah yang akan dibahas. Kemampuan mendeskripsikan sesuatu sangat berperan penting untuk membuat data semakin akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep Pembinaan Bahasa Indonesia di Lingkungan Sekolah

       Penggunaan Bahasa Indonesia di sekolah sangat penting karena memiliki manfaat untuk dapat meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan, sebagai pelestarian budaya, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu berkomunikasi secara baik dan benar, serta mampu mengemukakan pendapat dengan sopan.

       Sekolah atau pendidikan formal adalah sebuah institusi pembelajaran yang memiliki kurikulum sebagai peran pembelajaran. Pembinaan Bahasa Indonesia lewat pembelajaran memiliki beberapa komponen di dalamnya yakni: guru, siswa, dan bahan ajar (kurikulum).

       Guru merupakan salah satu agen pembelajaran yang sangat penting. Pada dasarnya fungsi dan peranan penting guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai director of learning (direktur belajar), artinya setiap guru diharapkan untuk pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar sebagai mana yang telah diterapkan. Guru sebagai pendidik formal di sekolahnya juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran di sekolah. Peserta didik yang berasal dari lapisan masyarakat yang berbeda-beda, cara pendidikan dini oleh orang tua yang berbeda dalam lingkungan masyarakat berbeda, bahan ajar (kurikulum) juga sangat mempengaruhi kinerja dalam pembinaan Bahasa Indonesia lewat pembelajaran.

       Sebagai institusi pendidikan, sekolah dinilai merupakan ruang yang tepat untuk melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan linguistik (bahasa). Di sanalah jutaan anak bangsa memburu ilmu. Bahasa Indonesia jelas akan menjadi sebuah kebanggaan dan kecintaan apabila anak-anak di sekolah gencar dibina, dilatih, dan dibimbing secara serius dan intensif sejak dini. Bukan menjadikan mereka sebagai ahli atau pakar bahasa, melainkan bagaimana mereka mampu menggunakan bahasa dengan baik dan benar dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulisan. Seperti yang pernah disampaikan oleh Dr. Durdje Durasid (1990), bahwa berbahasa yang baik adalah berbahasa yang mengandung nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya; sedangkan berbahasa yang benar adalah berbahasa yang secara cermat mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.

       Oleh sebab itu, perencanaan mutlak dibutuhkan supaya penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar tidak akan terus terapung-apung dalam bentangan slogan dan retorika apabila tidak diimbangi dengan kejelasan strategi dan basis pembinaan. Mengharapkan keteladanan generasi sekarang jelas merupakan hal yang berlebihan. Berbahasa sangat erat kaitannya dengan kebiasaan dan kultur sebuah generasi. Yang kita butuhkan saat ini adalah lahirnya sebuah generasi yang dengan amat sadar memiliki tradisi berbahasa yang jujur, lugas, logis, dan taat asas terhadap kaidah kebahasaan yang berlaku.

       Generasi semacam itu dapat dibentuk di sekolah. Mengingat Bahasa Indonesia digunakan sebagai pengantar dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Dengan menjadikan sekolah sebagai basis dan sasaran utama pembinaan bahasa, kelak diharapkan generasi bangsa yang lahir dari “rahim” sekolah benar-benar akan memiliki kesetiaan, kebanggaan, dan kecintaan yang tinggi terhadap bahasa negerinya sendiri, tidak mudah larut dan tenggelam ke dalam kubangan budaya global yang kurang sesuai dengan jati diri dan kepribadian bangsa. Bahkan, bukan mustahil kelak mereka mampu menjadi “pionir” yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Iptek yang berwibawa dan komunikatif di tengah kancah percanturan global, tanpa harus kehilangan kesejatian dirinya sebagai bangsa yang tinggi tingkat peradaban dan budayanya.

       Melahirkan generasi yang memiliki idealisme dan apresiasi tinggi terhadap penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar memang bukan hal yang mudah. Meskipun demikian, jika kemauan dan kepedulian dapat ditumbuhkan secara kolektif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, tentu bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan.

       Pembinaan Bahasa Indonesia di sekolah tidak boleh hanya ditumpukan kepada guru bahasa, melainkan semua pihak yang terlibat di sekolah. Mulai dari kepala sekolah, guru-guru mata pelajaran lain, karyawan, hingga siswa itu sendiri.

       Hal ini dapat dilakukan, antara lain dengan cara: (1) menciptakan suasana kondusif yang mampu merangsang anak untuk berbahasa secara baik dan benar, (2) membiasakan siswa menggunakan tutur lengkap dan tutur ringkas, dan (3) menyediakan buku-buku yang baik bagi siswa.

       Pertama, menciptakan suasana kondusif yang mampu merangsang anak untuk berbahasa secara baik dan benar. Guru sebagai pihak yang paling akrab dengan siswa di sekolah harus mampu memberikan keteladanan dalam hal penggunaan bahasa, bukannya malah melakukan ”perusakan” bahasa melalui ejaan, kosakata, maupun sintaksis seperti yang selama ini kita saksikan.

       Kedua, tutur lengkap dan tutur ringkas. Tutur lengkap (elaborated code) dan tutur ringkas (restricted code) adalah dua istilah yang dimunculkan oleh Basil Berstein dari London University. Menurut Berstein, tutur lengkap cenderung digunakan dalam situasi-situasi seperti debat formal atau diskusi akademik. Sedangkan, tutur ringkas cenderung digunakan dalam suasana tidak resmi seperti dalam suasana santai.

       Dalam kaitan dengan pemerolehan bahasa oleh seseorang anak, maka tutur lengkap dan tutur ringkas perlu diangkat ke permukaan. Tutur lengkap tentu saja mengandung kalimat-kalimat yang lengkap dan sesuai dengan tuntutan kaidah-kaidah sintaktis yang ada. Ungkapan-ungkapan dinyatakan secara jelas. Perpindahan dari kalimat yang satu ke kalimat yang lainnya terasa runtut dan logis, tidak dikejutkan oleh faktor-faktor non-kebahasaan yang aneh-aneh.

       Tutur ringkas sering mengandung kalimat-kalimat pendek, dan biasanya hanya dimengerti oleh peserta tutur. Orang luar kadang-kadang tidak dapat menangkap makna tutur yang ada, sebab tutur itu sangat dipengaruhi antara lain faktor-faktor non-kebahasaan yang ada pada waktu dan sekitar pembicaraan itu berlangsung. Bahasa yang dipakai dalam suasana santai antara sahabat karib, esama anggota keluarga, antar teman, biasanya berwujud singkat-singkat seperti itu.

       Ketiga, menyediakan buku yang “bergizi”, sehat, mendidik, dan mencerahkan bagi dunia anak. Buku-buku yang disediakan tidak cukup hanya terjaga bobot isinya, tetapi juga harus betul-betul teruji penggunaan bahasanya sehingga mampu memberikan “vitamin” yang baik ke dalam ruang batin anak. Perpustakaan sekolah perlu dihidupkan dan dilengkapi dengan buku-buku bermutu, bukan buku “kelas dua” yang sudah tergolong basi dan ketinggalan zaman.

Program Pembinaan Bahasa Indonesia Pada Sekolah Bilingual

       Bilingual merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan dua bahasa dengan baik. Dewasa ini beberapa sekolah sangat mementingkan peningkatan penggunaan bilingual bahasa pada siswanya. Sehingga sekolah menerapkan bilingual bahasa sebagai pengantar pembelajaran. Menurut Sugianto (2014), definisi kelas bilingual adalah pembelajaran yang materi pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dalam arti lain kelas bilingual merupakan pembelajaran yang dalam proses belajar mengajar dan penilaianya menggunakan dua sistem bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Chodijah (2000), kelas bilingual merupakan kelas yang dapat membangun komunitas berbahasa Inggris secara natural di lingkungan kelas maupun sekolah.

       Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penerapan kelas bilingual adalah proses pencapaian tujuan pembelajaran kelas bilingual dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, monitoring dan penilaian. Proses belajar mengajar dengan dua pengantar yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat berjalan efektif dan efisien sampai tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran.

       Di era yang serba canggih ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan jati diri bangsa. Jati diri Bahasa Indonesia memperlihatkan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit (Muslich,2010).

       Pendidikan bilingual semakin menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Salah satu tantangan utama dalam lingkungan sekolah bilingual adalah memastikan bahwa siswa tidak hanya menguasai bahasa asing, tetapi juga tetap memperoleh keterampilan yang kuat dalam Bahasa Indonesia. Program pembinaan Bahasa Indonesia di sekolah bilingual menjadi kunci penting dalam mencapai tujuan ini.

       Integrasi Bahasa Indonesia dalam kurikulum bilingual yaitu program pembinaan Bahasa Indonesia perlu terintegrasi secara menyeluruh dalam kurikulum sekolah bilingual. Ini melibatkan desain pembelajaran yang menggabungkan materi dalam Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran lainnya, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia secara alami seiring waktu.

       Penggunaan media dan sumber daya berbahasa Indonesia yaitu menghadirkan lingkungan pembelajaran yang kaya dengan media berbahasa Indonesia, termasuk buku teks, sumber daya daring, dan materi ajar lainnya, membantu siswa merasakan keberagaman penggunaan Bahasa Indonesia. Dengan begitu, mereka tidak hanya memahami struktur bahasa, tetapi juga mengasah kemampuan praktis dalam berkomunikasi.

       Program pembinaan Bahasa Indonesia juga dapat diperkuat melalui aktivitas ekstrakurikuler yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan berbahasa Indonesia di luar jam pelajaran. kelompok diskusi, club sastra, atau pertunjukan budaya Indonesia dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan keterampilan berbahasa.

       Mengimplementasikan penilaian berkala terhadap kemampuan berbahasa Indonesia memungkinkan guru untuk memantau perkembangan siswa. Ini tidak hanya membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, tetapi juga memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dan orang tua. Dengan menyelaraskan program pembinaan Bahasa Indonesia secara holistik, sekolah bilingual dapat memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh keahlian dalam bahasa asing, tetapi juga tetap kokoh dalam pemahaman dan penguasaan Bahasa Indonesia, memupuk identitas kebangsaan mereka.

PENUTUP

SIMPULAN

       Pembinaan Bahasa Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia peningkatan kegairahan berbahasa Indonesia, dan peningkatan mutu pemakaian Bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia di sekolah sangat penting karena memiliki manfaat untuk dapat meningkatkan pengetahuan, dan ketrampilan, sebagai pelestarian budaya, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu berkomunikasi secara baik dan benar, serta mampu mengemukakan pendapat dengan sopan.

       Sekolah merupakan ruang yang tepat untuk melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan linguistik atau bahasa. Bahasa Indonesia akan menjadi sebuah kebanggaan dan kecintaan apabila anak-anak di sekolah gencar dibina, dilatih, dan dibimbing secara serius dan intensif sejak dini.

       Dengan menjadikan sekolah sebagai basis dan sasaran utama pembinaan bahasa, kelak diharapkan generasi bangsa yang lahir dari “rahim” sekolah benar-benar akan memiliki kesetiaan, kebanggaan, dan kecintaan yang tinggi terhadap bahasa negerinya sendiri, tidak mudah larut dalam kubangan budaya global yang kurang sesuai dengan jati diri dan kepribadian bangsa.

       Di era yang serba canggih ini pendidikan bilingual menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Hal ini menjadi tantangan utama dalam lingkungan sekolah bilingual. Sekolah bilingual harus memastikan bahwa siswa tidak hanya menguasai bahasa asing, tetapi juga tetap memperoleh keterampilan yang kuat dalam Bahasa Indonesia.

 

SARAN

       Dalam pemberian materi siswa dilibatkan dalam diskusi, presentasi, atau proyek yang menggunakan Bahasa Indonesia secara aktif, baik, dan benar. Berikan siswa tugas menulis yang beragam. Seperti essai, cerita pendek, atau artikel untuk meningkatkan keterampilan menulis dan menumbuhkan kecintaannya terhadap Bahasa Indonesia. Sekolah mendirikan club Bahasa Indonesia di sekolah untuk meningkatkan minat siswa dalam mendalami bahasa dan budaya Indonesia

 

DAFTAR PUSTAKA

Chotijah, I. 2000. Kemampuan berbahasa Inggris anak dengan pembelajaran bilingual. Jurnal Pendidikan Penabur, 9 (1), 103-117. Diakses pada 24 November 2023.

Durasid, Durje. 1990. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Dekdibud. Universitas Erlangga. Diakses pada 24 November 2023.

Muslich, M. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses pada 25 November 2023.

Moeliono, Anton M. 1985. Pengembangan dan pembinaan bahasa: ancangan alternatif di dalam perencanaan bahasa. Jakarta: Djambatan. Diakses pada 25 November 2023.

Moleong, L. J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Diakses pada 26 November 2023.

Sugianto, B. 2014. Optimalisasi Penerapan Kelas Bilingual menuju Pembelajaran Efektif Di SMP Negeri 1 Dukun Gresik. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 2(1) 35-41. Diakses pada 26 November 2023.

 


TAGS :

Putu Denia Dini Hati

Lahir di Denpasar, 13 Agustus 2003

Contac            : [email protected]

Pendidikan     : Menempuh Pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Komentar