Puisi-puisi Gimien Artekjursi

  • By GIMIEN ARTEKJURSI
  • 24 November 2023
Pexel/Ian Tunnel

JALAN TOL

di jalan tol aku melaju
di sepanjang jalur
melintasi berbagai tanda: 
petunjuk dan peringatan 

“ini jalan terbaik ke sorga,” ujarmu
“dan yang tercepat sampai ke akhirat,” tambah yang lain
“dan tanpa hambatan”
(“awas tersasar ke neraka”: tulis peringatan)

dan kita harus bertransaksi 
sebelum masuk gerbang:
tak menerima bayar tunai
apalagi recehan
tak menerima makhluk berkaki 2
apalagi jalan beringsut-ingsut
 
tertulis di papan peringatan:
  jalan tol hanya bagi kaum berduit
  yang tak butuh bpjs

(khusus tol jurusan akhirat
diurus para malaikat 
tapi semua bisa lewat 
tanpa ada syarat)

Sragen/Kaliwungu, 19 November 2023


STASIUN ROGOJAMPI 
(suatu malam di bulan september)

setelah kereta terakhir berangkat
loket ditutup, sinyal pun dilipat
rel-rel membujur makin kaku
dan peron lengang
berselimut dingin angin malam akhir september

di ruang tunggu 
tinggal nyala lampu menghidupkan malam
bersama bangku-bangku yang berangkat tidur tanpa mimpi

(di jalanan 
seperti biasa: semua serba diburu 
waktu tak pernah mau menunggu
sampai habis suara di kerongkonganmu memanggil
larimu tertinggal jauh 
dikejar bayang-bayang remang lampu jalanan)

dan stasiun masih setia menunggu
(walau tanpa rindu)
apapun yang datang
untuk berangkat
menuju stasiun-stasiun selanjutnya
yang juga senantiasa menunggu kedatangan apapun 
yang baru
walau tanpa rindu

Kumendung, Selasa, 26 September 2023 - Oktober 2023


LAGU PENGAMEN DALAM BUS

pengamen itu bernyanyi dengan rasa parau
kadang suaranya penuh nada derita
tapi diam-diam memuja tuhannya
tuhan yang dikenalnya
dijadikannya doa dalam lagunya

dari bus ke bus yang tiba
lagunya berlompatan dari tangga-tangga nada 
ia petik gitarnya hingga terbakar lengkingan-lengkingan tinggi
lalu tuhan diserunya
tuhan yang jauh tapi dekat
tuhan yang begitu dekat
tapi tak pernah tahu di mana

“tapi aku yakin pasti ada” jeritnya merintih
nadanya melengking tinggi
menggapai tuhan yang pasti lebih tinggi tak terhingga

dan tanpa henti dari bus ke bus terus diserunya tuhan
dalam doa yang dinyanyikan dalam lagunya
dipujanya, dimohon mengabulkan inginnya

dan tuhan maha tahu, maha mengerti:
receh demi recehan mengisi kantongnya tiap usai bernyanyi

Kaliwungu, 20 November 2023


KETIKA JAM-JAM MELELEH
(dari lukisan salvador dali)

jam-jam mulai meleleh
kelelahan menghitung waktu
jarumnya terkulai linglung mencari arah

“dari mana matahari mulai terbit?” serunya
“selatanku telah hilang
barat pun aku tak tahu ke mana larinya”

tak ada yang menjawab
bahkan angin mengikat semua pertanyaan di dahan kering

detik-detik merintih 
di sela titik-titik angka 
tak menghitung apa-apa
sampai seluruh musim mengering

tapi waktu tak henti menggelinding 
berhamburan
tak lagi terhitung

sementara di bangku tunggu
jam semakin lemas 
kehabisan daya 

tanpa poros
waktu tak terkendali

Kaliwungu, 21 November 2023


TENTANG MERANGKAI MIMPI

seribu musim tak cukup merangkai mimpi
potong demi potong
beribu musim mengalir sepanjang sungai
terbawa arusnya sampai ke dasar
menggulung
sepanjang jalan jatuh bangun
tak juga henti

semua orang merangkai mimpi
tak kan henti
beribu musim dilewati
di pucuk rerumputan mimpinya bertebaran 
dihembus angin
diguyur hujan
hanyut derasnya banjir
dipanggang matahari
kerontang terbakar kemarau
semua dilalui

beribu musim dilewati
tapi juga tak lelah 
tak menyerah
tak hanya kala tidur
tengah hari saat jaga pun
bermimpi

tak cukup
seribu musim, beribu musim
tak kan cukup
merangkai potong demi potong 
mimpi
sampai beruban
sampai renta
sampai mati pun

Kumendung, 12 November 2023


TENTANG MIMPI 
(yang kesekian)

nyatanya: mimpi-mimpi tak pernah tamat
meski di bawah ranjang telah rapat dilipat

tapi selama di dunia masih berkutat
apalagi merasa diri masih sehat dan kuat
sewaktu-waktu mimpi lama akan  dilihat
dan yang baru akan terus dibuat

demikianlah selalu sampai kita berbaring di liang lahat
barulah mimpi-mimpi selesai dan tamat

karena mimpi-mimpi tak lagi bermanfaat
ketika di akhirat

Kumendung, Oktober 2022 - Oktober 2023
 

SIKLUS KEHIDUPAN

di medsos terpampang gambar:
      orang berebut barang terbaru di negara kaya
      anak-anak kelaparan mengantri makanan di negara miskin
      bom-bom berjatuhan di medan perang
      berbagai hal terjadi di berbagai tempat

di sini kadang aku menghitung sisa jam kerja 
sambil menahan letih di tengah terik matahari

apa lagi? 

tak perlu kau risaukan 
kau peduli atau tidak
semua terus bergerak
dunia berputar tak harus kau ubah jarumnya

bunga-bunga tetap berkembang bila waktunya
dan gugur tanpa harus menunggu angin atau layu
semua bergerak seperti seharusnya
walau kau tak peduli dengan semuanya
semua akan terus berjalan sebagaimana harusnya

yang hidup akan terus tumbuh atau berkembang
tapi bisa juga tiba-tiba berserakan tanpa tanda dan peringatan
batu yang diam pun sesungguhnya bergerak

sesuatu bisa terjadi tanpa campur tanganmu
semua akan terus bergerak sebagaimana harusnya
sekalipun kau tak peduli dengan semuanya

Kumendung, 8 November 2023


DARI SEBUAH SKETSA
(“trunyan - bali”: sketsa made budhiana)

ada yang tertinggal 
di ruas, di rongga di dalam tulang-tulang rangka
juga di tengkorak itu:
mimpi-mimpi, harapan dan barangkali sedikit kenangan

ada yang tertinggal
dan tak bisa hilang, tak lapuk
meski tulang-tulang kerangka itu
hancur dan remuk
termakan waktu 

ada yang tertinggal 
dan tak bisa hilang
walau dimakan waktu

Kumendung, 8 November 2023
 


TAGS :

GIMIEN ARTEKJURSI

GIMIEN ARTEKJURSI, lahir 03 Agustus l963.  Tinggal di desa Kumendung, Muncar, Banyuwangi. Puisinya dimuat di media cetak dan online di Indonesia. Antologi bersama: Penyintas Makna, Pujangga Facebook Indonesia, Laut dan Kembara Kata kata (Jazirah Sebelas), Larung Sastra, Sulur Kembang Sri Tanjung, Deklarasi Puisi Untuk Negeri, Rendezvous!, Anak-Anak Merah-Putih, Sekuntum Puisi untuk Petani.

Memenangkan lomba cipta puisi Sanggar Minum Kopi Denpasar 1989, Negeri Kertas .com 2022, TISI (Taman Inspirasi Sastra Indonesia) 2023, Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023.

FB: Gimien Artekjursi.

FB: #gartpoeisi

      #gartpoeisi23

Komentar