Puisi-puisi Ni Wayan Adnyani

  • By Ni Wayan Adnyani
  • 06 Januari 2020
Foto: idntimes.com

Bunga Lili di Sudut Ruang

 

Bunga itu sudah tiba

dan akan kutunggu musimnya untuk bercerita

tentang harum cinta yang dia tawarkan

lalu sempurnakan perjalanan kita dengan sejuta cahaya matahari

yang kau tawarkan sepanjang usia

 

Bunga itu membawa cinta

saat daunnya melukiskan embun yang berlinang

ada pelangi menawar sebagian warnanya

lalu kau datang meminangnya

kau kembalikan cahayanya sepanjang temaram jiwa

yang bersemayam

 

#Pebruari 2019

 

 

Memilih Hari

 

hari ini datang tiba-tiba

seperti  mencuri waktu

menempatkan cerita di pinggiran senyumannya

bahwa hari datang kupermaklumkan

dengan kata sederhana

mungkin berkenan kau terjemahkan

 

dan hari ini memang terpilih

sebagai hari sempurna

melengkapi cerita yang kau iramakan menjadi balada

sematkan kerapuhan rinduku di ujung kisahmu

dan permohonan  berubah menjadi doa-doa berkepanjangan

karena hari ini kupilih

memeluk jiwa-jiwa  cinta

yang selalu kau bawa pulang

 

@pebruari”18

 

 

Sibetan

 

Jika waktumu berpihak hari ini

Heningkan sejenak rindumu di sini

Saat aroma lumpur dan rumput bertaut sempurna

Membisikkan irama genta dan mantra dari suara suci  para dewa

Lalu rasakan cinta sempurna membatin di matamu

 

Jika ruangmu cukup menyimpan kisah ini

Kembalilah selalu membawa lukisan senja itu ke sini

Sempurnakan warnanya dengan mentari pagi, siang

dan lembayung yang menjaga langit-langit

akan kau temukan pula kehangatan mahasuci dari celoteh bocah sawah,

orang-orang gunung dan irama air yang tidak kau pahami sempurna

 

Jika ruang dan waktumu sempurna untuk kisah ini,

kembali ke sini, tetap di sini

 

#Desember 2018

 

 

Aku Lupa Aku Luka, Tapi Aku Ingat Aku Cinta

 

Aku lupa rasa luka

Perihnya berwarna pelangi kau kiaskan

Jejak cintamu berwarna darah

Air matakah yang membasuhnya?

 

Aku lupa wajah luka

Kucari di balik bayang-bayang putih yang kau namai cinta

Bahagiakah rasanya luka?

 

Aku lupa aku luka, tapi aku ingat aku cinta

 

#Maret 2018

 

 

Pura Lempuyang

 

Ada pintu surga yang ditawarkan penuh doa

Lalu kau betangkan tangan

Mencakupkan jemari sempurna

Di bawah lembayung yang perlahan menipis dalam malam

 

Ada pintu surga yang menyambutmu dalam doa

Hitunglah tangga-tangga waktu sebelum pujamu

Menjadi mantra

Kau tak akan bisa meghentikan bunyi  genta dan aroma dupa berbalut cendana

Hingga khusukmu memutih bersama

 

Sekarang ketuklah pintu surga itu dalam keheningan hatimu

Dia ada di sana, kembali berwarna lembayung

Dan menyucikan dirimu sempurna

 

#Februari 2019


TAGS :

Ni Wayan Adnyani

Guru Fisika yang bertugas  di SMAN 1 Bebandem sejak tahun 2003  yang menggemari sastra, alumnus Pasca Sarjana Undiksha Singaraja, menekuni kegiatan menulis puisi sejak bangku SMP . Sempat vakum lama dalam mempublikasikan tulisannya, kini aktif sebagai Pembina kegiatan nyastra dalam event PKB, Utsawa dan Porseni  

Komentar