Sikap Bahasa dan Penggunaan Bahasa dalam Sosiolinguistik

  • By Anak Agung Wulan Purnama Dewi
  • 11 Januari 2024
internet

Di kehidupan sehari-hari tentu saja kita tidak dapat terhindar dari penggunaan bahasa di dalamnya. Penggunaan bahasa tentu saja memengaruhi seseorang dalam melakukan sebuah interaksi sosial dengan memerhatikan pendengar dan lawan bicara. Bahasa dapat diartikan sebagai lambang bunyi yang arbriter yang digunakan melalui simbol atau tanda (KBBI). Menggunakan bahasa dapat dilihat dari sisi sikap, pemilihan lalu penggunaan bahasa itu sendiri. Dengan menerapkan ketiga hal tersebut maka penggunaan bahasa dapat dilakukan dengan baik dan benar. Dalam penerapannya, bahasa dapat berupa bahasa formal dan informal, dimana bahasa formal digunakan pada acara resmi dan bahasa informal digunakan dalam situasi santai atau tidak resmi.

Sikap bahasa (language attide) dapat diartikan sebagai peristiwa kejiwaan seperti perasaan seseorang terhadap bahasa sendiri dan orang lain, merupakan pandangan dari Kridalaksana dan KBBI. Garvin dan Mathiot menyatakan bahwa ada 3 unsur dari sikap bahasa yakni, kesetiaan (language loyality), kebanggaan (language pride) dan kesadaran norma (awareness of the norm). Kesetiaan bahasa merupakan upaya pemertahanan bahasa dan pencegahan pengaruh negatif yang mencoba untuk menggoyahkan bahasa dari masing-masing daerah dengan tetap menggunakan bahasanya sendiri atau bahasa Ibu dari masyarakat tersebut tanpa terpengaruh oleh bahasa lainnya. Kebanggaan bahasa merupakan upaya dalam mengembangkan bahasanya sendiri dengan tetap memerhatikan identitas lingkungannya sendiri. Kesadaran terhadap norma merupakan upaya untuk mendorong seseorang menggunakan bahasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat tertentu agar tidak terjadinya penyimpangan norma. Ketiga unsur tersebut tentu saja akan membawa pengaruh bagi setiap penggunanya dalam sikap berbahasa.

Pemilihan bahasa dapat terjadi pada masyarakat yang menguasai lebih dari satu atau dua bahasa sehingga dapat disebut dengan multilingual. Dalam penggunaan pemilihan bahasa kita dapat menggunaksn 3 jenis yakni, alih kode, campur kode, dan variasi bahasa. Dalam menggunakan alih kode kita menerapkannya ketika lawan bicara memiliki tingkat sosial yang tinggi misalnya seperti berbicara dengan pejabat, tentu saja bahasa yang digunakan akan menjadi baku atau formal, berbeda halnya ketika berbicara dengan teman sebaya maka bahasa yang digunakan adalah bahasa informal atau bahasa sehari-hari. Campur kode digunakan ketika lawan bicara kita menguasai 2 bahasa atau lebih maka kita harus mengimbangi pembicaraan dengan bahasa lain agar bisa dimengerti. Dan variasi bahasa dapat digunakan ketika lawan bicara berada dalam situasi tertentu seperti di daerah tertentu yang memiliki beragam bahasa, maka kita menyesuaikan dengan bahasa daerahnya tersebut.

Penggunaan bahasa dapat kita peroleh ketika kita sudah memahami kedua unsur di atas yakni, sikap bahasa dan pemilihan bahasa. Jika hal tersebut sudah kita kuasai barulah kita dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar yang sesuai dengan kebutuhan setiap pengguna bahasa itu sendiri. Maka dalam menggunakan bahasa kita dapat membedakan mana bahasa yang digunakan pada acara formal (baku) dan mana yang layak digunakan ketika berada di situasi informal (non baku), hal tersebut dilakukan agar tidak adanya kesalahan atau kekeliruan dalam menggunakan bahasa pada lawan bicara sehingga dapat menyesuaikan dengan keadaan sekitar.

Bahasa dapat ditemukan dari berbagai sisi, baik sisi formal dan informal. Bahasa berarti penggunaan lambang bunyi yang arbriter kemudian dipadukan dengan sistem kode atau tanda yang dilakukan oleh individu tertentu. Dalam penggunaannya bahasa dapat dilihat dari segi unsurnya yakni, sikap bahasa, pemilihan bahasa dan penggunaan atau penerapannya. Dalam sikap berbahasa terdapat 3 unsur pembangun bahasa tersebut di antaranya yakni ada kesetiaan (language loyality), kebanggaan (language pride), dan kesadaran norma (awareness of the norm). Dalam pemilihan bahasa juga terdapat 3 unsur pembangunnya yakni alih kode, campur kode, dan variasi bahasa. Dalam penggunaan bahasa, sikap dan pemilihan bahasa sangat diperhatikan sebagai patokan dalam menerapkan penggunaan bahasa agar dapat menentukan bahasa yang manakah cocok digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan bicara, agar tidak terjadinya penyimpangan atau kesalahpahaman oleh pendengar. Ketiga unsur tersebut sangatlah berkaitan untuk memunculkan penggunaan bahasa agar bahasa yang dikembangkan menjadi lebih sempurna dan masyarakat juga bisa memerhatikan penggunaan bahasanya pada saat situasi-situasi tertentu baik keadaan resmi maupun tidak resmi.


TAGS :

Anak Agung Wulan Purnama Dewi

Anak Agung Wulan Purnama Dewi lahir di Denpasar, 19 Desember 2002. Menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Hobi menulis, membaca, menyanyi, dan memasak.

Contact:

Instagram: wulanprnmaa_

Email: [email protected]

Komentar